Tweet |
Anastasia Joice | Robert Adhi Ksp |
Senin, 26 Maret 2012 | 07:05 WIB
![]() |
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Ilustrasi
"Apalagi ketidakpastian situasi ekonomi global di tengah menjalarnya persoalan utang Yunani ke negara-negara zona euro lainnya, seperti Irlandia
maupun Spanyol, lebih mendukung safe-haven dollar currency," demikian catatan dari analis riset BNI Treasury Apressyanti Senthaury, Senin (26/3/2012).
Selain itu, kecemasan pasar atas sinyal naiknya inflasi di Indonesia akan ikut menambah beban rupiah. Terlebih isu perlambatan global merespon sinyal penurunan ekonomi negara China selaku negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia masih terus memburamkan prospek perekonomian global ke depan.
Namun demikian, rencana pemerintah RI menyelenggarakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 27 Maret mendatang membuka peluang dukungan bagi pergerakan rupiah. Dengan target indikatif senilai Rp 1 triliun dan meliputi 4 seri Sukuk (PBS001, PBS002, PBS003 & PBS 004) diharapkan direspon positif oleh pasar, terutama pemain asing.
Bahkan, diharapkan arus modal asing akan mengalir deras memasuki pasar domestik untuk turut menopang penguatan rupiah. Apalagi optimisme pada perekonomian Indonesia yang didukung stabilitas moneter serta fundamental yang solid memunculkan harapan untuk terapresiasinya rupiah. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pun optimistis akan mampu mencapai pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,7 persen dan 7 persen.
Untuk kisaran pergerakan, rupiah diperkirakan akan berada di level resisten kuat pada Rp 9.225 per dollar AS dan support kuat pada Rp 9.075 per dollar AS.
Sumber Berita
Tweet |
Diposkan Oleh : luxspia ~ News, Music, Sport, Articles, Religius

Semoga bermanfaat bagi bloggers. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar